Dia dan Teori Monolog

Kesendirian membatasi motivasi
Melepaskan ikatan Prosa
Panorama gelap gulita membahana
Nikmati imajinasi tiada henti
Mencumbui ilusi yang dimanipulasi
Sedemikian rupa, senyata mungkin
Rupa wajah tetap terbayang monoton

Dibalik altar kelabu
Kusaksikan roda kehidupan kian melaun
Berputar horisontal diantara ambang kesedihan
Tubuh tersimpuh mengemis doa ketiadaan
Untuk sebuah harapan kosong yang aku tunggu
Kapan aku berhenti menginginkannya?

Dari ribuan skenario yang kuciptakan
Kurealisasikan naluri persetan
Sebagai pantomim yang rela berperan
Kujamah rupa kebijaksanaan

Konsep harga diri bertaruh mati
Membeli imajinasi secara sembunyi
Nikmati drama temporer ini tiada henti
Mereproduksi kepuasan secara terapi

Masih dibalik altar kelabu
Kusaksikan lagi roda kehidupan semi berhenti
Berputar vertikal diantara ambang kesedihan
Tubuh tergeletak mengemis doa ketiadaan
Untuk sebuah harapan kosong yang tidak terjawab
Sampai kapan aku menginginkannya?

Demi sandiwara
Gaya hidup didominasi menjijikan
Menjanjikan sebuah hari yang diagungkan
Pola pikir keputusasaan
Termanipulasi dan terabaikan
Kuputuskan tak kan pernah berhenti menginginkannya

Comments

Popular Posts