Kau di dalam, Aku di terasnya
Atas ketakutan yang mendalam
Aku orang asing yang memaksakan kehendak
Menaruh niat sensitif dibalik motif lain
Kau berkaca membenarkan urai rambutmu
Mencoba mencerna kalimat penjelasanku
Dalam ruang dialog yang sempit
Aku berdiri berpakaian yang tak terasa hangatnya
Kau bisa ratapi adikmu yang telah tiada
Begitu juga kuratapi dirimu yang sendiri
Jelas kau ludahi aku dengan liur yang sama
Namun kuyakini kau sebagai seorang protagonis
Berkali-kali kau tatap mukaku dan ketakutan
Dibalik kaca, hatimu menjerit lantang
Sekeras apapun hatimu menjerit
Tak kan ada satupun bisa mendengar
Kecuali aku dan amis lendir perasaan hatimu
Pucat pasi aku masih diteras rumahmu
Tanda aku belum menyerah
Tapi kuberjanji tak kan menginjak lantaimu
Lantai yang kau anggap telah memprotek hidupmu
Akhir dalam jam ashar, aku pulang
Comments
Post a Comment