Ketika Kau Sendiri Akulah yang Membuntuti
Kau kira aku bayangan tengik?
Yang mendesaki langkah beraroma tanda tanya
Kau terka pengecut yang membalikan hari
Lalu anggap aku keledai yang selalu berjalan dibelakangmu
Namun aku hirup terus dengusan kalimatmu
Terbata-bata aku mengeja ocehan mayamu
Atas nama serapah, kan kudapatkan dirimu
Pukul 03.00 telah membenarkanku
Ketika kau lewati lingkar langkah lorong kanan
Satu langkah salah mengisyaratkan aku
Firasatmu semakin tebal terbaca
Tapi sia-sia kau sembunyikan dirimu
Karena aku telah berada dibelakangmu
Semakin abstrak kecurigaanmu
Semakin lengah, sadar, bahkan tersudut
Ketakutanmu Membabi buta
Saat aku berhasil membuat hujan dimatamu
Setelah itu...
Kau ubah desain imageku menjadi begitu busuk
Dimata orang-orang sekitar hidungmu
Namun aku tetap berjalan kedepan
Untuk jelaskan pada orang yang menyayangimu
Bahwa ketika kau sendiri, akulah yang membuntuti
Comments
Post a Comment