Pekikan Muak

muak tatap memekik lantam jerat menantang
ternyata nyawaku masih mencundangi mata hatimu
tetapkan untuk mengikuti kata hati meskipun seringkali disalahkan

awal yang indah terbinasa untuk resah yang menjadi punah
bersimpuh menghentam aral pekat terus menyergah
murka tak menyesal meski penyesalan akan datang terlambat

melambat terbangun muak ini masih termuntahkan
sudut kesadaranku membaca mulutmu
terlalu banyak ruang untuk mengingatmu

bila disaat senang menangislah di dalam hati
bila semua terhenti akhir tergerak untuk pergi
resah menyakiti janji tak terpenuhi
menjejaki langkahmu jauh terlintas takkan kembali

terlintas menerpa waktu
tertindas bukti khayalmu
derita dalam keputusasaanku
berbayang tuk cumbuimu
rekam semua yang tersimpan
murka pelan untuk berperan
tanpa hentinya menitik
tersembunyi untuk memekik

terasa lamanya untuk menunggu lemah yang membual
tulisi tanganku untuk pecahnya detik penyesal

Comments

Popular Posts