Agak Notifikasi
Saya baru nyadar, ternyata postingan blog saya makin ke sini makin random aja. Maksud saya, ini lebih random dari yang pernah direncanakan. Kadang ngisi cerpen, kadang ngisi renungan, kadang disuruh ngisi ulang galon sama ibu saya. Gak salah lagi, penyebabnya pasti gara-gara saya kebanyakan baca novel dewasa. Jadi, beberapa waktu yang lalu, saya sering minjem novel-novel yang bahasanya agak berat. Saya pikir, saya minjem cuma buat lucu-lucuan aja. Tapi Tuhan punya rencana lain. Saya jadi serius baca novel-novel itu. Bahkan sampai saya nulis ini, saya masih baca novel-novel berat.
Emm... apa saya salah udah nyalahin
novel sebagai penyebab seriusnya saya? Bukan, pasti bukan novel yang salah. Ini
semua salah film-film yang belakangan ini saya tonton. Jadi, saya lagi
menggandrungi film-film thriller, kadang romance. Mungkin saya kurang referensi
humor, atau minimal yang berbau senang-senang. Emang bener, sih, saya terlalu
berlarut sama yang serius dan dalem.
Emm... apa saya salah udah nyalahin film sebagai penyebab seriusnya saya? Bukan, pasti bukan film yang salah. Ini semua salah G-Dragon Bigbang. Udah lama banget saya nyalahin si G-dragon. Entah apa penyebabnya. Pokoknya, secara drastis, selera humor
saya jadi tumpul. G-Dragon harus membayar ini semua. Harus!
Malam itu saya online sosmed, dan ngechat sama temen saya.
Kami ngobrol panjang lebar dan agak sedikit hambar. Temen saya mengira yang
lagi ngechat sama dia itu bukan saya. Dia bilang, obrolan kami malam itu kurang
mesum dan gila. Seketika saya menarik napas, kemudian berpikir, “Iya gitu, yang
lagi ngechat bukan saya? Apa seseorang sudah merasuki tubuh saya? Oy, siapa pun
orang serius yang lagi bersemayam di tubuh saya, tolong keluar! Saya mohon,
nanti saya kasih uang buat ongkos pulang. Saya bisa carikan tubuh lain yang
lebih tepat.”
Akhirnya, masih dalam kebingungan yang
amat sangat banget, saya cuma bisa ngelontarin kalimat agak mesum. Barulah
temen saya yang di chat itu percaya, meski di benaknya agak ragu, mungkin. Begitulah masalah saya belakangan ini.
Tapi apa pun masalahnya, berbahagialah
umat manusia karena sekarang saya bakalan balik lagi ke aksen gaul. Iya, saya
nggak bakal bilang ‘saya’ lagi, tapi ‘gue’. Oke. Tess... tess... ehm... gu..
gue. Nah, sekarang saya akan... eh, sori, maksudnya gue bakalan ngasih berita
ke kalian tentang tidak terjadinya apa-apa. Jangan kaget, karena gue emang
nggak punya berita apa-apa yang bisa dibagikan pada kalian semua.
Banyak project yang gue kerjakan di
tahun ini. Tapi hasilnya mungkin belum bisa dinikmati tahun ini juga. Minimal tahun depan. Anggaplah tahun ini saya belajar dari awal lagi, juga itung-itung nabung supaya nanti ke depannya bisa dinikmati. Tentunya bersama kalian. Baiklah, tanpa basa-basi kamu ngajak hepi-hepi, akan gue jabarkan project tahun ini:
Pertama, band gue, BFD. Mungkin yang udah baca buku pertama gue Blenk! -Dibaca Musyrik Nggak Dibaca Munafik- pasti tahu kisahnya. Sekarang, band kami mulai rujuk lagi walaupun beberapa personil memilih untuk tidak gabung lagi. Gue hargai itu. Band kami juga punya sub-rencana yang begitu banyak. Saat ini lagi proses rekaman. Lagunya udah ada empat, dan baru direkam satu. Untuk selengkapnya, gue lagi nyari waktu yang tepat buat menceritakan kisah kelanjutan BFD, entah nanti akan ada di dalam buku, atau di blog ini. Nanti deh kapan-kapan, kalo nggak males.
Selfie lagi pilek. Topeng kardus yang biasa dipake lagi dijemur, abis kena ingus banyak. |
Pertama, band gue, BFD. Mungkin yang udah baca buku pertama gue Blenk! -Dibaca Musyrik Nggak Dibaca Munafik- pasti tahu kisahnya. Sekarang, band kami mulai rujuk lagi walaupun beberapa personil memilih untuk tidak gabung lagi. Gue hargai itu. Band kami juga punya sub-rencana yang begitu banyak. Saat ini lagi proses rekaman. Lagunya udah ada empat, dan baru direkam satu. Untuk selengkapnya, gue lagi nyari waktu yang tepat buat menceritakan kisah kelanjutan BFD, entah nanti akan ada di dalam buku, atau di blog ini. Nanti deh kapan-kapan, kalo nggak males.
Kedua, gue baru aja menyelesaikan buku kedua. Sekadar bocoran, buku kedua gue full komik, agak religi. Buku kedua gue ini digitalisasinya dibantu sama desainer grafis handal dari penerbit itu sendiri. Juga editornya udah lain sama buku pertama. Editor buku kedua lebih religius, makanya buku kedua ini juga agak religi gimana gitu. Cukup lama loh gue ngerjain buku kedua ini. Hampir setahun penuh. Denger-denger,
sih, terbitnya tahun depan. Tapi, ada juga yang bilang akhir tahun. Ya,
mudah-mudahan aja bisa secepatnya, kalo bisa sih terbit tahun kemaren. Loh,
kan udah lewat, ya. Doain aja deh, semoga amin.
Ketiga, karena buku kedua gue anggap kelar (tinggal covernya aja sih), maka gue nulis project lain. Yang satu ini novel full (tentu saja tetap ditambah ilustrasi ala gue) yang gue harap bisa jadi sesuatu yang baru. Project ini tentunya akan menjadi sesuatu yang kontroversial, semoga. Sampai gue nulis postingan ini, baru kelar dua bab fix, sisanya masih draft. Dan, dalam penggarapan ini gue dibantu seorang komikus yang gue paksa menulis. Namanya belom bisa gue sebutin, ntar aja. Targetnya nggak gue targetkan, yang penting seselesainya, dan dalam hasil yang memuaskan.
Keempat, ini project lain sebagai pelengkap kejenuhan. Maksudnya, udah tanggung gue jenuh, jadi sekalian aja gue ngerjain banyak project. Biar disangka sibuk, padahal tiap hari cuma dipake buat tidur. Jadi, gue nulis 'yang lain', yaitu sebuah antologi. Niatnya, sih, mau bikin yang agak romantis tapi tetep ala gue yang nggak mikir-mikir dulu. Belom ada kejelasan mengenai project yang satu ini, tapi kalian harus tahu aja.
Kelima, gue lagi ngerjain hal yang penting banget buat diri gue. Gue namai ini Project Pencarian Selera yang Hilang. Seperti yang gue tulis di awal, gue sudah kehilangan selera humor, dan gue harus menemukannya kembali. Ini adalah project yang paling penting dari kelima project yang gue tulis. Karena, tanpa project kelima ini, gue nggak bakalan bisa melakukan semua project di atas. Apa pun caranya bakal gue ulik. Demi kelancaran ee umat manusia yang sembelit.
Segitu aja dulu, ntar gue sambung lagi. Ada kemungkinan, di postingan selanjutnya akan gue isi dengan tulisan yang agak meracau. Oh iya, kalo ntar gue nggak bilang 'gue' lagi, jangan heran, ya. Gue minta doa dan keridoan kalian, mudah-mudahan amin.
Comments
Post a Comment