Sebuah Paragraf Imaji
Kala hari berlalu seperti biasa, di sela waktunya aku duduk dengan pikiran yang menapaki kebebasan. Meraup sesuatu yang menyenangkan, yang terkadang bisa melupakan kehidupan. Seakan itu semua belum cukup, kubayangkan semuanya yang aku bisa. Angan yang tersusun rapi itu kubangun dengan harapan-harapan. Tak tanggung-tanggung, sekali membayangkan, dua-tiga gambaran semakin jelas.
Di satu titik, ketika datang dengan tiba-tiba, ia menghancurkan segalanya. Meluluh-lantakkan apa yang sudah tertata dengan indah. Padahal aku sengaja menciptakannya untuk kelak kuwujudkan dalam kenyataan. Dan aku harus membangun kembali dari awal. Lagi.
Mana sore yang pernah kubayangkan. Duduk
berdua di atas motor, menatap ladang dan jingganya senja. Mana sore lainnya
yang sendu. Melihat hujan dari dalam ruangan berkaca. Kemudian berlari menuju
jalanan, melawan tetesan-tetesan yang berjatuhan. Mana malam yang sengaja
kubangun imajinya. Tempat berteduh kala pulang dari luar rumah. Dengan
lampu-lampu dan ruangan yang nyaman. Duduk mengingat hal yang tadi dilakukan
saat di luar. Aku mendambakannya. Masih kusimpan detailnya hingga suatu saat
yang tepat, kan menjadi kenyataan.
Itulah yang pernah kubangun dalam pikiranku. Sebuah gambaran untuk kelak aku ciptakan di bumi ini. Kehidupanku terpaut pada imaji.
*Hey, untuk kamu yang mau komen, jangan malu-malu. Untuk apa susah payah masuk ke sini tanpa meninggalkan jejak :)
*Hey, untuk kamu yang mau komen, jangan malu-malu. Untuk apa susah payah masuk ke sini tanpa meninggalkan jejak :)
Comments
Post a Comment