Surat Iseng Terbuka Untuk Mario Maurer



Deer, Mario Maurer (Deer, bukan dear. Beda arti, oke.)
 
Sehubungan dengan ditulisnya surat ini, maka pertama-tama aku mau bilang kalau ini surat khusus yang ditujukan buat kamu. Harusnya sih surat ini dikirim langsung ke kamu, tetapi beberapa faktor bikin surat ini gak bisa dikirim langsung ke situ. Aku nggak tau alamat rumah kamu (at least alamat supaya kamu bisa nerima surat ini langsung), kamu nggak ngerti bahasa Indonesia (huruf kita aja jauh beda), dan aku nggak mau keluar uang cuma buat ngirim surat ini (mending jajan mie ayam campur bon cabe), itulah beberapa faktor yang bisa aku sebutin. 

Akhirnya, surat ini aku posting di sini dengan harapan ada orang yang baca, terus orang itu ngasih tau ke kamu. Oh iya, surat ini tetep ditulis dalam bahasa Indonesia yang kurang baik dan kurang benar. Kemungkinan besar, orang yang bakal ngasih tau keberadaan surat ini ke kamu bisa bahasa.

Eh, ngomong-ngomong apa kabar? Jangan bilang kamu belum ada kabar. Aku di sini sekeluarga sehat sentausa. Semoga kamu di sana juga begitu. Udah lama ya sejak kamu ke Indonesia, tepatnya ke Bandung 2011 lalu. Kita ketemu di acara ultahnya si siapa itu aku lupa namanya. Pokoknya waktu itu aku dateng karena nggak diajak atau diundang siapa-siapa. Ya aku dateng aja karena pasti banyak kue di acara itu.

Aku nggak pernah ngarepin di acara itu ada Mario. Cuman, temen aku bilang bakal ada Mario. Nyesel kalo nggak dateng, katanya dengan nggak bermaksud ngajak aku. Lagi pula aku pikir sih waktu itu paling-paling yang dateng cuma Mario Teguh. Atau Mario Bros. Atau Orang lain pake kostum Mario Bros yang muka Mario Bros-nya ditutupin topeng Mario Teguh. Pokoknya nggak jauh dari itu deh.

Di acara itu juga aku kebayang acara pesta yang dikombinasi sama acara seminar motivasi di mana acara selingannya adalah badut sulap berkostum Mario Bros. Aku sih nggak terlalu interest sama konten acaranya. Cuma hidangan. Cuma hidangan di acara itu yang bikin aku tertarik pergi ke sana. Begitu aku masuk bareng temen, sementara temen aku rajin salaman sama orang yang ada di sana, aku malah nyerbu meja hidangan pesta. 

Aku bener-bener nggak nyangka—sekali lagi aku harus bilang nggak nyangka—sekaligus terkejut pas liat sosok kamu lagi ngambil sop buah di meja sebelah. Pantesan aja meja itu dikerumunin banyak orang. Ya, orang-orang nyangka kamu abang penjaga stand sop buah ganteng. Aku nggak jadi persoalan yang jaganya ganteng atau nggak. Begitu tau itu meja sop buah, aku langsung ninggalin meja kue soalnya aku suka banget sop buah, FYI. Oke, itu surprise anti-klimaks yang pernah terjadi selama hidup aku.

Dengan cermat, sambil jalan menuju meja sop buah, aku merhatiin kamu yang berdiri dengan cool. Cool banget. Orang lain di ujung ruangan pasti ngomongin kamu. “Hey, liat itu di meja sop buah bukannya ngelayanin tamu malah bersikap cool gitu.” Terimalah kenyataan bahwa banyak orang di sana nggak nyadar kamu Mario Maurer. Aku pun begitu, lebih tepatnya ngerasa nggak terkejut-terkejut amat.

Di satu sisi aku biasa aja karena nggak terlalu ngefans sama kamu. (Sebagian orang di sana masih mengira Abang ini penjaga sop buah ganteng, nggak lebih). Di sisi lainnya aku terkejut karena kita hari itu pake pakean yang hampir serupa. Hari itu, aku dateng ke acara tersebut pake kemeja putih, rambut rapi klimis. Aku nggak tau ternyata di acara itu kita pake pakean yang hampir serupa. Celana pun warna senada. Padahal, kita nggak janjian. Sungguh aku nggak nyangka.

Aku coba perhatiin kamu sekali lagi. Dan bener aja, kamu pake pakean yang nyaris serupa. Tapi, waktu aku perhatiin kamu, ada sebuah kejanggalan yang nggak bisa aku abaikan. Lalu aku coba deketin kamu ke samping meja itu.

Begitu aku nyamperin kamu ke meja sop buah, aku langsung manggil kamu.

“Mario!”

Kamu diem.

“Mario!”

Kamu tetep diem. Aku nggak tau kamu nggak denger atau memang kupingnya lagi mode silent.

"MARIO!"

Sia-sia.
 
Aku gak kehabisan akal. Dengan perasaan dongkol, aku putar arah ke panggung yang megah itu. Di sana ada MC yang lagi memberikan sambutan, dan aku langsung nyamber mic-nya. Aku nggak begitu inget waktu itu si MC nyebutin nama, yang jelas kepotong. Dengan mic di tangan, aku langsung manggil kamu. Si MC, dengan ekspresi muka bengong, langsung lambaikan tangannya. 

Sementara di sekitar meja orang-orang juga agak sedikit kebingungan, dua orang datang ke panggung. Nggak butuh waktu lama sampe mereka akhirnya dateng. Aku pun diseret keluar sama dua penjaga yang badannya nggak terlalu gede itu.

Aku cuman bisa pasrah sambil ngasih kode dengan berteriak, “Mario, salah lobang! SALAH LOBANG, BEGO!” Suara kencangku kemudian terputus karena mic-nya jatoh disertai dengungan feedback yang bikin seisi ruang tutup kuping.

Sebenernya waktu itu aku cuma mau ngasih tau kalo kancing kemeja kamu salah pasang. Kamu masukin kancing yang atas malah di lubang bawahnya, dan masang kancing yang bawahnya ke lubang yang bawahnya lagi. Tapi aku tau kamu waktu itu sibuk banget sampe-sampe salah ngancingin kemeja. Dan yang paling parah, kamu masukin kancing kemeja terakhir ke lubang kemeja manajer kamu, yang bikin kamu sama manajer kamu jalannya harus berdempetan sementara kalian berdua, orang-orang di sana, juga si tuan rumah nggak ada nyadar sama sekali. Ya, kecuali aku, yang udah percuma teriak-teriak.

Pas nyampe luar pintu, aku baru sadar ternyata yang nyeret aku keluar adalah anak SD berwajah mature. Itu istilah buat anak-anak yang punya tampang seperti orangtua. Makanya aku nggak ngeh sama mereka. Tau mereka anak SD, aku celupin muka mereka ke kuah sop buah.
Dan kamu! Hey, kamu nggak berkutik sedikit pun. Sama sekali nggak bereaksi pas aku manggil-manggil kamu. Emang sih, waktu itu aku teriak kayak salah nyebut nama orang. Waktu itu aku teriak, MARIOOO... MARIOOOZAWA!”

Aku manggil nama kamu tapi digabung pake nama belakang artis bokep. Mario Ozawa. Nggak jauh beda lah nama kalian. Oke, itu gak penting. Yang penting aku udah maapin kamu dari semenjak aku berdiri di pintu pesta, tentunya dengan rambut kusut, kancing kemeja ilang satu.

Denger-denger, kamu katanya mau menikah? Kasian ya jadi kamu, selalu digosipin banyak orang. Digosipin pacaran sama si ini lah, sama si itu lah, sama Farida Pasha lah. Aku nggak tau gimana kalo aku jadi kamu. Mungkin aku udah nggak tahan sama pemberitaan yang rumit begitu. Dan yang paling update, kamu digosipin nikah. Eh, tapi bener nggak, sih? Terus gimana dong nasib Baifern Pimchanok yang cantik itu?

Kalo ternyata kabar itu nggak bener, aku sih punya rencana bagus buat kamu dan kelangsungan hidup kamu serta masa depan kamu. Begini, udah lama aku tuh kasian sama kamu. Setelah tau kamu pernah main di film Love of Siam, aku bener-bener khawatir sama kepribadian kamu. Orang bilang kamu itu totalitas dalam memainkan peran. Totalitas itulah yang biasanya akan menjadi bagian dari keseharian kamu. Di mana, aku yakin, setelah kamu mendapat peran gay di film itu, kecenderungan kamu terhadap menyukai perempuan agak sedikit keganggu. Mengkhawatirkan.

Kembali ke rencana bagusku, jadi kenangan 2011 itu membawa aku kepada niat buat jodohin kamu sama orang yang aku kenal di dunia maya. Aku yakin sih kamu orang yang cocok buat dia, dan kamu pasti setuju bagaimanapun.

Dia itu orang yang syantik. Ya, saking cantiknya, kita mesti menyebutnya ‘syantik’. Syantik 17x, syantik syantik syantik. Meski di dunia ini cinta tak hanya saja memandang rupa, akan tetapi kamu juga perlu rupa untuk membangkitkan rasa cinta, bukan? Aku nggak perlu bertanya lagi, nggak perlu meragukan lagi, dan nggak perlu mengabaikan lagi kalau kalian ini sebenernya jodoh. Aku jalannya. Aku yang bakal menjodohkan kalian. Semacam kepastian.

Nama dia Mimi Peri. Gak perlu kaget. Itu emang namanya. Mimi Peri Rapunchelle. Dari dengar namanya aja kamu pasti terangsang untuk ketemu dia sekaligus membayangkan betapa seksinya dia. Kamu harus siap karena cowok sekeren kamu nggak boleh gugup atau panik.

Sekadar info, Mimi Peri Rapunchelle itu bukan sejenis tumbuhan ilalang, hewan vertebrata, atau benda tumpul. Dia itu manusia setengah peri yang kadang maen ke bumi buat nyari jodoh. Aslinya dia itu tinggal di kayangan antahberantah, di sebuah desa yang katanya serba elegan. Saking elegannya, tumbuhlah pohon pisang yang serupa sama di kebon milik Pak Yana, guru SMKN 1 Sukabumi.

Beberapa waktu sekali, Mimi Peri bakal turun ke bumi buat berburu jodohnya yang sudah digariskan. Dia sempat aku lihat di pertengahan kota lagi berjalan anggun menyapa para cowok yang ada di sana. Tahukah apa yang terjadi, Mario? Cowok-cowok yang disapanya itu lenyap. Seperti takdir telah memberi kode ketidakcocokan dengan melenyapkan cowok-cowok yang disapa Mimi Peri.

Kamu jangan risau mendengar ini. Nggak diragukan lagi kamu pria yang tepat sehingga nggak akan lenyap. Percayalah. Aku nggak mungkin mempermainkan nyawa kamu. Tujuan aku di sini nggak ada yang lain selain mau jodohin kamu. Serius, aku prihatin sama kamu. Kamu itu tampan, mapan, dipuja orang. Mungkin dengan begini kamu nggak perlu lagi dilema milih pasangan. Di antara sekian banyak publik figur yang udah kamu kencani, nggak ada sastu pun yang sreg, kan? Itu karena maereka emang nggak cocok sama kamu. Kamu itu perlu pendamping hidup yang spesial. Mimi Peri lah yang ideal. Kamu akan menghasilkan keturunan yang hebat untuk generasi bumi hari ini. Percampuran manusia Thailand dengan Setan manusia semi peri. Aku udah nggak sabar kalo kalian menikah, anaknya bakalan jadi apa.

Saat ini aku lagi nyari waktu yang tepat buat nemuin kamu sama Mimi Peri. Aku harap kamu bisa luangin waktu di hari dan tanggal yang tepat, dengan kesiapan mental yang baik pula. Karena ini akan jadi mega-pertemuan yang luar biasa berharganya.

Sekian dulu dari aku. Akunya capek ngetik mulu. Segera telepon aku setelah kamu baca surat ini. Eh iya, kita kan nggak pernah bertukar nomor telepon.

Comments

  1. Apa Mimi Perinya mau sama si Marioo?
    Cinta matinya Mimi Peri kan sama si sehyunn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sehyunn gak ngebalas cinta Mimi Peri. Makanya mau aku jodohin ke Mario

      Delete

Post a Comment

Popular Posts