Tebing Tempat Kita Bersemat

Cepat atau lambat, kita akan mengobrol di suatu tempat yang tinggi hingga kita tak sanggup untuk bersambat. Di ketinggian itu kita akan menyambut hal-hal tak penting dengan membicarakannya seolah tak peduli apa pokok bahasan kita.

Kita akan membahas seorang torero yang mati bahagia tertusuk tanduk banteng di acara matador tahunan. Di ujung tanduk itu ada sisa-sisa romansa yang tak mampu ia hindari dan kelabui dengan kain merahnya. Kita akan membicarakan seberapa jauh perjalanan dari Indonesia ke Semenanjung Iberia dengan ditempuh oleh kaki yang tak pernah berhenti bersimpuh. Perjalanan ini mengingatkan kita pada kisah Biksu Tong dan ketiga muridnya mencari kitab suci ke Barat. Itulah yang kita akan bicarakan tanpa pernah menyebut kisah-kisah perpisahan.

Lantas kita akan sama-sama diam untuk tidak membahas apa pun lagi. Maka kupotong sebelah tanganku untuk kaugenggam ketika aku tak ada lagi.


.
.
.
kepada Indriana

Comments

Popular Posts