Poros Letih
Aku termenung menatap sketsaku sendiri. Goresan demi goresan aku hapus dengan waktuku.
Dalam letih berporos, aku menunggu di kantukku yang hebat. Mata berlomba dengan kepastian-kepastian. Segenap keyakinan kusut. Segenap harapan menyusut. Kabut dalam diri begitu tebal menutupi setiap gurat kehidupan. Aku gelap mata, ingin meringkuk, masuk lagi ke rahim ibuku.
Comments
Post a Comment