Yang Belum Kuhapus Sejak Kemarin
Ribuan matahari menyengat dadaku. Terik dalam tubuhku bergolak, memasak kenyataan mentah-mentah. Aku melihat puisi bertahan di kepalaku.
Esok masih akan kautemukan puisi yang sama. Masa lalu dan masa depan hanya terpisah oleh hari ini. Diriku akan menjadi rumah untuk jawabanmu.
Punggungku meleleh, kata-kataku tak mampu menyelamatkan itu, selain daripada menyematkan keselamatanmu. Darahku menjadi asap yang membumbung, menghubungimu lebih daripada telepon malam hari.
Kuharap lenganku memeluk kegelisahanmu di malam-malam yang kaukuburkan di ingatanmu.
Apa kabar hari ini?
Sudah makan?
Comments
Post a Comment