Menerkam Pesan
Adakah kauterima pesan dariku? Tentang salam dan berdarah-berdarah aku dalam perjalanan ini. Kakiku sama patahnya dan kehidupan memaksaku berlari mengejar yang sunyi. Adakah kau dengar bunyi? Sebuah seret langkah yang seok. Tersengal-sengal tanpa setetes pun air darimu--semakin kering saja dunia ini.
Aku hanya kaca yang tak mampu memantulkan bayangan diriku. Aku hanya pecahan beling yang menginjak diri sendiri. Tajamnya, pedihnya, menyayat ayat-ayat yang tak sempat kita baiat. Banyak yang tak tersampaikan wahyunya bahkan jika hanya sekadar mengetuk pintu kita.
Di sela-sela huruf yang rimbun, mata kata mengintai kita. Sajak seharusnya sejuk. Sejak lidah makin majemuk. Tanda tanya menjahit setiap pertanyaan. Benang-benang itu harusnya kita pintal menjadi percakapan. Menjadi pesan. Menjadi kesan. Menjadi kiasan. Menjadi kesedihan.
Maka terimalah pesanku, meski hanya kaubaca. Dengan begitu kutahu masih ada jalan untuk aku merangkak ke lumbung pesanmu.
Comments
Post a Comment