Pertimbangan

Dua puluh menit lagi kereta tiba: yang membawamu ke tumpuanku dari musim ke musim. Layar harapan bergerak bebas. Sebab ku tak tahu apalagi yang hendak kulukis pada bentangnya. Napasmu di antara dahan tubuhku telah lama ada dalam peti. Kini kubuka dan kubebaskan untuk menemuimu--atau kau datang untuk itu.

Kereta sudah tiba. Kucari di antara puing kerumunan: sisa-sisa kepergian dan kedatangan. Dalam riuh-rendah suara-suara, ada benak manusia yang kosong melompong seperti peta gurun: luas tak berima, lapang tak terjamah.

Kutelisik bait sepatu, satu demi satu. Dan kau menepi di balik kantukmu yang melelahkan. Apa gerangan yang membawamu begitu lunglai. Lihai bersama diam dan tanpa berisik sama sekali. Ikuti aku. Bagaimanapun, aku menerimamu dalam keadaan apa pun. Masih ada sinyal yang dipancarkan dari teguhnya aku.

Comments

Popular Posts