Pulanglah, Kau Hanya Butuh Ibumu
Kau tak akan sempat mengisi absenmu lagi. Waktu terakhir akan disibukkan oleh sepucuk senjata api yang siap ditembak dari rahang, agar bersarang dalam kepala yang pusingnya bukan main. Kurt Cobain? Tanyamu dalam kepala. Tapi ia rockstar sementara dirimu adalah poser yang tiap petang hanya mengejar langit merah dan playlist lo-fi spotify.
Dunia berputar kencang. Pergerakanmu begitu lamban dan tak seimbang, seperti mengayuh sepeda dengan sebelah kaki. Saat dunia semakin membuat pening, fokusmu kembali pada kata-kata terakhir sebelum ini. Tetapi kau lupa dan tak berusaha mencarinya lagi.
Pulanglah. Ibumu masih sanggup mendengar keluh kesahmu.
Comments
Post a Comment