Jarak
Kota membeku. Napas putih terembus dari orang-orang. Kemarahan yang hening mereka bawa ke mana pun pergi. Yang ditinggal di rumah hanya tubuh. Mereka biarkan kerinduan mengembara. Mereka biarkan hasrat bersama tetap membara.
Suatu pagi yang sedih, seseorang membakar kabar. Abunya pergi ke seluruh penjuru mata penghuni kota. Maka, satu per satu menjadi keras kepala ingin mencuci mata.
Tibalah di kota yang beku, di mana semua orang ingin mengutarakan sesuatu. Namun tak satu pun sudi menjadi pendengar. Mereka lebih suka mengoleksi ketakutan dan dunia tampak jatuh di setiap sisi manusia. Rasa iba menjadi kewajiban, keluh kesah menjadi hak.
Kesedihan adalah sumbangsih terbesar yang dikumpulkan oleh lahir dan batin. Ketika kalender sudah banyak ditandai, kecemasan menyelimuti. Semua orang meminta akhir dari samsara ini. Jarak yang mereka miliki mungkin sudah ingin diakhiri. Tapi kapan?
Comments
Post a Comment