Obituari Pak Sapardi
Dari segala senda gurau, kepergian adalah yang paling tidak mudah ditertawakan. Karenanya ia tunggal berdiri sebagai kata yang paling sering dijauhi. Karenanya ia tak pernah rujuk dengan kehidupan.
Baru saja semalam kata pengantar dibaca lagi dari salah satu buku puisi favorit. Pembukaan yang begitu jelas dan menenangkan, mengingatkan pada nasihat kakek yang juga sudah tenang di tempatnya.
Pada suatu hari, kau menulis sajak "Pada Suatu Hari Nanti". Ketika hari itu datang, justru kepergian lekas membulatkan dirinya sebagai bagian dari kata yang tak diinginkan. Jasad, suara, dan impian tersisa di sela-sela huruf.
Namun, biarlah seluruh bait--yang terlihat maupun yang belum--merangkai menjadi jembatan untuk pergi ke sana, tempat yang jauh, teduh, dan redup dari sini. Peristirahatan serta perpustakaan abadi. Bagaimanapun, kami semua akan pergi ke tempat yang sama, hanya dalam hitungan mundur. Selamat jalan.
Comments
Post a Comment