Mengabaikan Keruh
Merebah dengan sedikit darah. Mata terpejam menepikan kalah. Hidup telah memburit terlalu keras. Kerap terdengar, "Pukimak!" begitu takrif di telinga.
Seperti sayap lebah, denging pikiran terasa pekak. Suara melecehkan pemecahan soal, dan soal adalah rupa sinis yang kekal mendamprat.
Aku akan masuk bui, sebab telah membunuh keriuhan kepala ini dengan menepikan diriku, tak peduli soal apa itu.
Comments
Post a Comment