Robin Williams dalam Sekejap Ulas
Sebelum itu, saya lebih senang
mengistirahatkan otak saya—kadang saya terlalu banyak berpikir dan menjabarkan
sesuatu yang tak perlu, yang pada akhirnya tidak ke mana-mana. Otak saya
kelelahan, tetapi inkonklusif dalam apa yang saya pikirkan. Semacam membuang
waktu.
Setelah merasa sering kelelahan akibat
berpikir, akhirnya saya mencoba mengalihkan dengan banyak hal. Salah satunya
buku, selain menggambar dan menonton atau mengobrol sama teman-teman. Tetapi,
sejujurnya ini hanya jembatan dari pembahasan sebenarnya. Jadi, dari pada
sekarang saya mulai kelelahan otak lagi, ada baiknya kita langsung saja.
Tentang komedian yang ternyata memiliki
kehidupan yang tidak selucu jokes-nya mungkin ada benarnya. Saya pernah
mengamati itu ketika masih SMA dulu. Ketika itu saya gandrung dengan
komedi-komedi yang saya temui di media. Sekarang, apa yang pernah saya amati
muncul kembali di ingatan.
Robin Williams adalah salah satu
komedian yang terkenal dengan jokesnya yang vulgar tetapi dengan tidak
meninggalkan sesuatu yang ingin sampaikan. Kalau kamu sering meminta dark jokes dari para pelawak Youtube,
Robin Williams mungkin bukan selera anda. Tapi anda akan paham bahwa set
kelucuan Robin William adalah akar dari dark
jokes modern saat ini. Menyindir hal tabu dan bersenang-senang dengan
hal-hal yang sering kita tahan di lingkungan normal. Mempreteli seks dengan
komedi? Robin Williams ahlinya. Memancing kemarahan agama dengan lelucon? Robin
telah melakukannya. Bahkan, anda akan memaklumi ketika ia membicarakan tentang
kekurangan manusia.
Tapi anda juga perlu memaklumi, bahwa
kadang banyak pesan yang akan anda renungkan setelah itu.
Ini yang mungkin sering luput dari
orang-orang ketika mereka mendapati sebuah komedian sedang berkelakar. Bahwa dalam
jokes seorang komedian cerdas selalu ada sesuatu yang tertinggal: pesan. Meski
itu butuh interpretasi yang sangat subjektif dari anda, karena seperti sebuah lukisan,
pesan akan bergantung pada cara anda menangkapnya. Sebelum saya melanjutkan,
saya ingin mengatakan ada dua jenis komedi: yang hanya sebatas lelucon dan yang
menyampaikan pesan dengan lelucon. Orang-orang sering tidak bisa membedakan.
Mana di antara kedua jenis komedi itu. Bahkan untuk sampai ke jenis komedi
hitam, orang-orang perlu mengasah sense-nya untuk bisa mencerna dan menikmati.
Oke kembali ke Robin Williams. Mungkin
akan berbeda melihat cara Robin Williams berkomedi di film. Kalau boleh
berkata, saya lebih suka ketika ia berdiri tunggal menyampaikan
ketidakwarasannya akibat terlalu banyak dijejali persoalan dunia. Robin Willam
adalah salah satu dari banyak komedian yang kritis. Ini yang membuktikan bahwa
Robin William bukanlah komedian ecek-ecek seperti yang sering kita jumpai di
televisi setiap jam prime time atau acara khusus sahur dan buka puasa, atau di
masa ini, pelawak akan lebih sering muncul di kanal youtube bikinan mereka.
Apakah kamu pernah melihat Robin
Williams berkeluh kesah lewat komedi?
Materi yang dia bawakan terkadang berat
bagi saya, tetapi di sisi lain menjadi ringan karena komedinya. Cobalah kamu
mencoba menonton videonya, setidaknya sekali. Kamu akan menemukan dia berkomedi
tanpa jeda dan setelah selesai, cobalah merenung sebentar dan dapatkan
pesannya. Tidak perlu langsung berpikir keras. Waktu pun akan memberi
penjelasan dari apa yang anda lihat sejak Robin William mengoceh. Kamu akan
berpikir, anjing juga dia. Kenapa kepikiran, ya? Seperti itulah yang saya
alami, sejak pertama kali melihat videonya.
Apakah anda percaya bahwa komedian
adalah sisi lain dari dirinya sendiri? Tidak semua komedian membawa personanya
ke kehidupan pribadinya. Personanya hanya jembatan untuk apa yang dia bawakan
di panggung. Meski kita juga kerap melihat beberapa komedian memiliki persona
yang terlalu dipaksakan. Seperti kita berkata, “Kayaknya lebih bagus kalo dia bawainnya biasa aja, deh.”. Mungkin
ada juga komedian yang membawa personanya ke kehidupan nyata, namun tidak
selalu.
Di karir fantastisnya sebagai komedian,
Robin Williams adalah seorang yang depresif. Bahkan dia butuh pil untuk bisa
membawanya tidur. Robin kecanduan obat-obatan. Dia pemakai. Dia dibawa ke
tempat rehabilitasi, pulang, lalu tak lama kita akan mendapati dia di sana lagi
untuk mendapat perawatan yang sama. Dalam masa-masa jayanya, Robin hampir tak
pernah terlihat seperti seorang pecandu yang kehilangan akalnya. Membawakan
jokes pun dia tetap terlihat cemerlang. Tapi Robin hanyalah Robin.
Komedian ini akhirnya wafat setelah berlama-lama
ada dalam kehidupannya yang gelap. Mungkin karena Tuhan tak melihat titik
terang untuknya di dunia ini, sehingga ia mesti ada di tempat yang terang untuk
kehidupan selanjutnya.
Comments
Post a Comment