Merintang Penat
Aku datang dengan tubuhku
yang gugur setelah satu per satu
bagian diimbangi kenyataan. Aku
merangkak ke matamu; tempat
aku bersanding bersama hangat
pejammu.
Oh, Sayang yang bestari,
badai ini menerjang kulitku.
Dapatkah kau merengkuhku
barang sejenak?
Comments
Post a Comment