Menjadi Puisi

Jika aku puisi, maka aku kemiskinan. Tak banyak kata, tak banyak harga. Kumpulan frasaku tak berumah, namun selalu harus membayar makna setiap kali kalimat selesai ditulis.

Jika aku puisi, maka aku sebatang kara. Setiap perayaan selalu menghadiahi diri sendiri. Ia bahkan tak memiliki kekasih: yang dicintainya justru kata yang itu-itu saja.

Jika aku puisi, maka aku kesengsaraan. Tiap kali bangun tidur, yang kuingat adalah menjadi kaya bahasa; tak akan habis aku mengatakan cinta dalam banyak bentuk yang sempurna.

Jika aku puisi, maka aku harga pasar yang anjlok. Orang-orang akan menangisi karena merasa tak mampu membelinya. Upah yang mereka dapat, tidak mungkin sebanding dengan keras dunia.

Jika aku puisi, kaulah orang terakhir yang mengatakan bahwa aku tak mampu lagi menjadi kata-kata. Aku bukan bahasa. Dan segala yang kuberikan nyatanya kauhindari.

Comments

Popular Posts