Sadrah V
Nyaliku mendarat
tatkala matahari
yang luhur itu
mencium kulitku;
terpejam sejenak
sembari kubiarkan
tubuhku disentuh
arus waktu,
dan aku
tak berusaha melawan;
kubayangkan harapan
terkilir oleh kenyataan,
entah mengapa
aku tak mengapa.
Kali ini sungguh
mestinya kudaratkan
nyaliku. Begitulah
sadrah akhirnya
lebur lebih luhur.
Comments
Post a Comment