Senja kala Umpatan Mengaum

Siapa pula aku yang lupa diri ini.
Mula-mula aku gaduh
membikin hikayat kiamat atau apalah itu
terhadap hidup yang pukimak sangat.

Anjing!

Ada singa bersemayam di mulutku.
Semisal aku tak bernafsu lagi,
kebiri saja perkataan ini
biar aku tak merayu atau mengumpat.

Sekarang apalah aku ini,
memburit atau diburit pun aku tak peduli.
Memang tai adanya begini.
Kopi kutukar pahitnya, hidup kutakar kecutnya.

Di refrain ini berderet kekosongan.
Kuhitung ribuan nol di dadaku.
Satu, dua, tiga, tak terhingga.
Oh, semua nol harus dihitung nol.

Nol. Nol. Nol. Anjing.

Comments

Popular Posts