Rasina II
Biar kobar hasrat bergejolak lagi,
rayuan hidup lagi, rumah bercahaya lagi:
menyala di kejauhan, agar orang-orang
paham mencintaimu ialah buku lama
yang kubaca dengan bahasa baru,
seperti tubuhmu.
Perjalanan pertama tak selalu berawal
dari semula. Boleh jadi ia perpanjangan
dari masa lalu yang melelahkan dan tak
berharga sama sekali. Biar kaki ini
robek-robek menempuhmu, hidupku
kelak bertumpu pada keniscayaan.
Kiranya hanya kau alasanku untuk itu.
Esok akan kutulis kembali lebih banyak
tentangmu, salam yang hangat dan kecup
terniat dari aku yang entah ini.
Comments
Post a Comment