Misterium
Hutan dan cinta sama-sama tumbuh
di belantara asing penuh ketiadaan:
sama-sama menyesatkan seseorang
sama-sama menyesatkan seseorang
yang menjejakinya setelah berjalan
sekian lama, atau berbelok tanpa pernah
menandai di mana ia berawal.
Tatkala gelap mengatapi, semua terasa
dingin. Si tersesat kerap berharap sesuatu
akan mengerti dirinya.
Setengah tiga pagi dan sebentar lagi
pikiran acak akan mengetuk kepalaku
persis seperti malam-malam yang lahir
karena persenggamaan bulan dan udara
dingin. Yang pertama kali mencengkram tubuh adalah lelah. Namun yang tak
pernah bisa akur dengan lelah adalah
mata, sebagaimana hutan: yang selalu terbuka menanti misteri dan melihat
apa pun tanpa pernah bisa tertutup.
Comments
Post a Comment