*******
Biar doa yang terurai zat
ilah meretas membaur udara
untuk jadi terhubung dengan
kau di jauh sana--doa yang
kulambungkan itu kelak
kaurawat menjadi kumpulan sajak
di malam aku menyerahkan
bayang-bayangku sendiri.
Kau tahu? Diam-diam
kujangkau namamu meski
hari sibuk dan lelah merajuk.
Kusandarkan diriku pada kata
sabar saat kutimbang menjadi
bahasa ibu--bahasa pertamaku
ialah mencintaimu.
Di hari yang baik, bulan
yang baik, tahun yang baik,
tanda tanya pecah begitu saja
menggetarkan firasatmu
menuju pintu kenyataan;
tak ada usaha sia-sia.
Semua karena renjana.
Comments
Post a Comment