Puisi Murah untuk Cinta yang Mahal

Lalu, mengapa kita di sini
terisak-isak pun tersesak-sesak?

Sesal-sesal berpasal kita hapal
tatkala mulut kita tersumpal.
Ada yang berlari memuseumkan diri
agar dikenang dalam benderang.
Ada dada keropos karena memeram
rindu dendam yang geram di antara
gurindam kelam. Sakit-sakit merajam
diri kita yang terbenam di kisah duka
berduri tajam.

Semisal sesal menjadi kekal,
akankah kita tetap bebal menabrak
kehidupan yang banal?

Comments

Popular Posts