Dalam Wine
Sendiri malam ini dihantam
bunyi piano yang tak
terbeli--dari mana datangnya?
Bunyi kemilau akrabi karma,
satu-dua birama melunturkan
warna udara. Hampa. Bersenandung
elegi sengsara di atas doa-doa
yang terasa tak pantas diminta.
Katanya, kesungguhan meminta
tidak melulu terhubung angkasa.
Daftar tunggu ijabah mengular
belum kelar. Nada-nada kepalaku
penuh tanya, benarkah jannah
ada? Perlu jutaan amin untuk
menembus lapisan dunia lain
dan itu belum tentu terjamin.
Pentas hidup rasa neraka;
kesembronoanku meruntuhkan
tiang percaya. Jangan amini,
aku sudah cukup makan hati.
Kini ku ingin kesampingkan,
ingin bernyanyi saja dalam haru
romantisme baru; menunda
ratusan perkara dalam belasan
teguk anggur. Dalam putaran
dunia fana dan aku tak bercanda.
Sendiri malam ini sungguh
menyiksa liar jiwa. Satu-dua nada
birama karma tak menyerah
menyusun lagi pertanyaan sama.
Aku tak sanggup bedakan lagi
mana anggur mana gugur.
Pandanganku mulai berefek blur.
Comments
Post a Comment