Titian Martir
Mana rekah engkau sembah?
Kau mulia aku karat
lebur melogam bersinggung perunggu.
Mana kita lagi bersimbah.
Kau koyak aku sekarat
menyeka getih terlanjur beku.
Aku martir, kau martir.
Tituler yang kita genggam itu ternyata satir.
"Menjadi dewasa membuat saya sadar bahwa ada banyak hal yang dapat mencederai hati, terutama jika terlalu serius menjalani kehidupan yang penuh senda gurau ini."
Comments
Post a Comment