Rasina XII
Kutatap Juni ini bagai pintu yang tak
mudah kuketuk. Ragu hampir membusuk.
Suara biola mengalun dalam diriku,
melantunkan sayatan perih merintih.
Mei baru saja berlalu, aku melihat diriku
tak pasti menunggu. Warna Mei-ku
abu-abu, apa warna Mei-mu? Juni
kumohon jangan menghitam, matahari
masih sanggup bekerja seperti biasanya.
Malam lembur, pagi taat menjadi pagi.
Mestikah kugedor saja pintu yang sedang
kuhadapi? Rasina sayang, lompatlah
ke dalam diriku ini. Aku memintamu kini
dalam-dalam, dalam hati terdalam.
Comments
Post a Comment