Biar Tak Hanya Kaulewatkan Saja
Kau mesti selalu inginkan puisiku terasa baru.
Jadilah dirimu, lihatlah seluruhmu. Aku selalu benci melihat jam tanganku memiliki 12 angka. Jarumnya berputar dua kali sehari. Cintaku bergerak 48 jam sehari acuh pada hari tanggal. Ia tumpah teratur pada seluruh tubuhmu di antara hari yang tak sama persis.
Kau mesti selalu inginkan puisiku menghangatkan.
Jadilah kalbu, pancarkanlah gairah sinaran. Mereka yang tak mampu meluangkan waktu adalah yang tak pernah pula sarapan sepiring cahaya pagi; cahaya pagi tinggi protein kalbu yang mudah memancarkan kehangatan.
Kau mesti selalu inginkan puisiku berwarna.
Jadilah manis, sebab kau tengah membuat jingga, kesumba, atau warna-warna kausuka. Coretlah pada dinding perasaanmu untuk tahu apa warna puisiku.
Kau mesti selalu inginkan puisiku menggetarkan.
Jadilah mawar di hari yang bermekaran meski deras hujan atau panas-dingin kadang berperan jahat dalam adegan gigil cinta. Tetapi itulah rupanya ketangguhan kelopak-kelopak berpondasi batang berduri. Tak ada tawar menawar untuk kecantikan mawar. Ketidaksetujuan sama saja meragukan getaran jiwamu.
Kau mesti selalu inginkan puisiku menarik hati.
Jadilah jantung kata ini; bahasa yang kumiliki. Dunia yang kudamba dicipta dari segala yang kaumiliki; segala yang kaumiliki menghampar dari ujung ke ujung; ujung sana dan ujung sini adalah bentangan penerimaanku terhadap jantung kata: ialah kau.
Comments
Post a Comment