Tekad
Itulah semisal tanda tanyamu ditancapkan ke jantungku, jantung besi separuh darah. Menyintamu dalam semua kefanaan
tak lekas buatku runtuh. Satu dua tiga empat, kita berdua mendulang tanda. Runtuh-meruntuh, tujumlah dalam sekali ucap apakah kemenanganku disemat dalam plakat?--Sebuah penghargaan dalam memerangi amuk sunyimu. Aku berdiri di atas kakiku sendiri, menopang. Itulah semisal engganmu memuih di balik senyum, mauku belum lekas luntur karena kau ada.
Comments
Post a Comment