Waktu Panjang, Tetapi Kita Terlalu Pendek Menjangkau Lengan Keinginan
Bertahun-tahun aku pernah belajar menunggu,
namun bukankah di dalam hati manusia
ada keterbatasan yang bernyawa?
Pelan-pelan aku berlatih mengirimimu ciuman
dengan membayangkan bibirmu jauh lebih dekat
dengan bibirku.
Pelan-pelan aku berlatih mengirimimu pelukan
dengan membayangkan punggungmu jatuh
ke dekap dadaku.
Pelan-pelan aku tertatih mengiringi kakimu
menyusuri pusaran-pusaran masa,
melihat, melihat yang tertunda
oleh panjangnya keterbatasanku.
Maka, jika aku tak muda lagi menunggu,
semoga waktu:
terulas;
mengayun bagiku;
berhenti mengulur
sebagai latihan mengirim semua kesediaanku
yang terlalu pelan-pelan atau tidak bertubuh.
Sebab itu tak mencukupkan kita dari
derasnya perasaan rindu yang malu-malu
saling kita sembunyikan di tempat tak kasat mata.
Comments
Post a Comment