Di Jam Kerja
Kekasih, lembur kerjamu menunda berbagai spektrum warna rinduku sembunyi-sembunyi.
Banyak kaulewati ketika waktu bergerak cepat melubangi kesempatan untuk mengingatku.
Kau telah menjadi Bandung, dan aku telah menjadi Sukabumi. Tetapi gemetar hatiku gelombang panjang menyampaikan keramahan memanggilmu, tak peduli Jakarta memanggilku tetiba. Berjajar puisiku sepanjang jarak itu agar mudah mendekatkan kita; itulah mulanya asal muasal mencintaimu sepanjang waktu tak mengenal waktu sibuk.
Kekasih, dunia berputar, matahari membulan, manusia berubah, kota-kota berganti muka, bunga-bunga mekar-layu, isak-tangis mengucur-terseka, tetapi rinduku menetap pada poros semua itu. Tubuhku bersusah payah mengendalikan itu dalam keterkadangan, dan hanya kau zat manis dalam laju darahku yang menyelamatkan kepada keseimbangan. Setiap bagian darimu ingin kuhafal di luar kepala sebagai ganti egoisme kepemilikan manusia--memiliki boleh jadi karena kesepakatan. Aku inginkan kau lebih banyak dari jam kerjamu.
Kekasih, jika sepasang matamu terpejam, kau akan melihatku menungguimu pulang. Lenganku senantiasa membelaimu yang tertidur berbantal pahaku. Lelahmu memuai hingga esok kembali mengingatkan kerja. Dan, semoga Tuhan akan memaafkanku jika rinduku kembali mengganggu sibukmu, atau pun sebaliknya.
Puisi tai anjing, sampah, birahi ke bini orang
ReplyDeleteInget karma pasti berlaku chakrun, sia bisa ngerasain 10x bahkan 100x lebih dari yg aing alamin
ReplyDelete